Menunggu



Menunggu adalah suatu pekerjaan yang sangat teramat membosankan. Aku tak suka menunggu! Tapi anehnya aku sering sekali menunggu. Seperti yang terjadi saat ini.
Aku menunggu seseorang yang teramat aku sayangi. Dhanu, Dhanu Rahman Dwi Saputra lebih tepatnya. Dia adalah sahabatku tapi entah mengapa aku menganggap dia lebih dari sekedar sahabat, yup? Aku mempunyai perasaan terhadapnya, perasaan yang biasa di sebut dengan CINTA.
Kini aku menunggunya di rumah pohon, tempat yang aku dan Dhanu buat saat kami kecil. Masih teringat dibenakku saat itu, di saat kami membangun rumah pohon itu, walaupun kami di bantu juga oleh ayah kami, hehe. Oh iya sebelumnya perkenalkan namaku Gloria Chindai Lagio, banyak yang mengatakan kalau aku manis dan pendiam. Yaa aku memang pendiam, karena aku tak suka membicarakan sesuatu yang menurutku tidak penting, kecuali kalau yang berbicara seperti itu DHANU.
“hei, maaf ya kalau nunggu lama” ucap seseorang yang suaranya tak asing lagi bagiku dan suara yang sangat kunantikan dari tadi.
“hhmmm”
“marah ya?”
“tidak”
Aku dan Dhanu pun terdiam dalam waktu yang lumayan lama. Sampai akhirnya…
“Ndai”
“hhmmm”
“aku mau bicara sama kamu”
“hhmm”
“Ndai, aku serius!”
“aku tau, kamu mau bicara apa?” tanyaku sembari menoleh ke arahnya.
“aku… Aku besok akan pindah ke London”
aku memalingkan pandanganku lurus kedepan, tanpa aku sadari air mataku menetes.
“Ndai, aku mohon jangan menangis”
entah kenapa aku terhipnotis oleh ucapannya dan aku pun berhenti menangis.
“Ndai, aku juga pengen bilang kalau aku sayang sama kamu, sayang yang melebihi sahabat. Maaf ya Ndai aku udah lancang menyayangi kamu, sebenarnya aku menyayangi kamu sudah lama. Tapi kamu tau sendiri kan kalau aku ini seorang pengecut”
Dhanu menunduk, dan air mataku pun kembali runtuh dari kediamannya.
“Ndai kalau kamu juga sayang sama aku tunggu aku Ndai. Aku pasti kembali, walaupun aku tidak tau pasti kapan aku pulang ke Indonesia dan menemui kamu. Aku balik Ndai” perlahan Dhanu pun melangkahkan kakinya.
“Aku juga sayang sama kamu” ucapku pelan seraya menunduk. Dhanu pun menghentikan langkahnya, namun ia tak berbalik.
“tunggu aku Ndai”
“Bagaaas hiks… hiks…” kini aku berlari ke tempat Dhanu dan aku pun memeluknya. Tapi tidak lama kemudian Dhanu pun melepaskan pelukanku.
“Ndai, jaga diri kamu baik baik ya. Aku akan ke bandara sekarang. Makasih Ndai sudah menemani hari hariku. Makasih. Daah Cindai i love you” Dhanu pun menjauh dan aku hanya diam sambil menangis sejadi-jadinya. Tuhan, kenapa aku harus menunggu? Aku teramat lelah untuk menunggu. Menunggu kedatangan Dhanu yang aku pun tak tau kapan ia akan kembali. Kembali untukku dan melanjutkan kisahku dengannya. Dhanu Rahman Dwi Saputra, aku masih disini, masih menunggumu.
The End

0 Komentar