Disuatu ketika, disebuah sekolah SMP yang indah nan megah, tahun ajaran baru dimulai, banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya untuk bersekolah disekolah tersebut. Beberapa hari setelah pendaftaran waktu mospun dimulai, disebuah gugus dipertemukanlah mereka, mereka adalah Wenny, Asung, Ristan, dan Jhoan. Wenny adalah sesosok wanita yang cantik nan pintar, dan hampir seluruh lelaki disekolahnya menyukainya, Asung adalah seorang anak pejabat,dia juga trendy dan dia sedikit sombong, Ristan adalah seorang anak desa yang hijrah dari desanya untuk pergi kekota karena mendapat beasiswa dan dia tergolong murid yang pintar, sedangkan Jhoan adalah seorang kapten basket dan ketua osis,dia adalah anak yang paling aktif disekolahnya. Pada awalnya mereka hanya biasa-biasa saja, namun sejak mereka duduk berdekatan mereka semakin dan bersahabat,mereka selalu melakukan apapun bersama. Dari belajar, berangkat dan pulang sekolah, hingga jalan-jalanpun mereka bersama.
Pada suatu saat Ristan tidak masuk kesekolah, entah apa yang terjadi, Wenny, Asung, dan Jhoan sangat khawatir dengan Ristan, bahkan mereka hamper kerumah Ristan untuk melihat apa yang terjadi, namun Asung melarangnya, karena menurutnya dia tidak kenapa-napa. 1 minggu berlalu,namun Ristan tak kunjung masuk. Wenny dan Jhoan semakin khawatir dengan Ristan, sedangkan Asung hanya tenang-tenang saja, kemudian Wenny memarahi Asung karena Asung tak memikirkan Ristan sama sekali, Mereka beradu mulut, dan semakin lama semakin hebat pertengkaran mereka, “Sudahhhhh” Jhoan berteriak dengan kencang, dan mereka berdua langsung diam sekejap, “Sekarang bagaimana bila kita ke rumah Ristan saja?” Lanjut Jhoan, “Baiklah, apa kamu setuju Asung?” kata Wenny dengan nada sedikit marah, “Baiklah mau bagaimana lagi, dia kan juga sahabatku” ucap Asung dengan tersenyum. Merekapun langsung berangkat kerumah Ristan menggunakan sepeda mereka. Setelah sampai disana, apa yang terjadi, dari luar mereka melihat Ristan terbaring lemah disebuah kasur yang lapuk dengan muka yang begitu pucat. Spontan, Wenny, Asung dan Jhoan langsung menjatuhkan dan meninggalkan sepeda mereka dipinggir jalan, Wenny menangis dan bertanya-tanya “Apa yang terjadi padamu Ristan?”, dia bertanya berkali-kali kepada Ristan, namun Ristan hanya menjawab dengan senyuman. Asung dan Jhoan pun ikut menangis, mereka bertiga menangis disamping Ristan yang hanya tersenyum sedari tadi. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu “Assalamualaikum, Ristan!” “Waalaikumsalam”, ternyata itu adalah Ibu Tati ibunya Ristan, “Ada apa kalian kemari, dan kenapa kalian menangis?” tanya Ibu kepada Asung,Wenny dan Jhoan, namun mereka tak menjawab dan mereka meneruskan tangisan mereka .“Bu, Ristan kenapa, kenapa bu? Ada apa dengannya?” tiba-tiba Wenny bertanya dengan keadaan panik dan menangis tak henti-hentinya, “Ehm, bagaimana ibu mengatakannya kepada kalian semua?” “Memangnya Ristan sakit apa bu?” Tanya Asung dengan gelisah “Ehm, Ristan menderita penyakit Anemia,ibu tidak bisa membawanya kedokter,karena tidak ada biaya!”,”Anemia bu?” Wenny, Asung dan Jhoan tersentak kaget.Tiba-tiba Ristan pingsan, “Ristan kamu kenapa?” Wenny kaget, “Sebaiknya kita bawa dia kerumah sakit saja!” Ajak Jhoan. Sesampainya dirumah sakit Wenny,Jhoan,Asung dan Ibu Tati menunggu Ristan yang diperiksa dengan sangat gelisah dan Ibu Tati tak henti-hentinya menangis. Setelah menunggu kira-kira 30 menit lamanya, dokterpun keluar dari ruangan tempat Ristan diperiksa tadi, “Dok,ada apa dengan sahabat saya dok,ada apa?” tanya Wenny dengan paniknya, “Dia sangat lemah,darahnya sangat sedikit,kita harus segera mencarikan donor darah untuknya!” “Apa golongan darahnya dok?” tanya Asung dengan bimbang “A-“ “A-, itukan termasuk golongan darah yang langka!” Kata Jhoan dengan amat kaget, “Bagaimana kita mendapatkannya?” tanya Wenny kepada kedua sahabatnya, “Kita tanya Bu Tati dulu!” jawab Jhoan singkat, “Bu, apa golongan ibu A-?” “Saya tidak bisa menolong anak saya sendiri, golongan darah saya A+”, “Bagaimana ini?” kata Wenny kepada Jhoan dan Asung, Jhoan mengatakan sesuatu “Tunggu, aku ingat sesuatu, aku pernah melihat sebuah Kartu Pelajar dan disitu tercantum golongan darah A-! Iya Asung!” “Apa aku, kenapa aku?” “Asung….” bentak Wenny kepada Asung “Baiklah aku mengaku, bahwa golongan darahku A-“ “Asung, apa kamu mau mendonorkannya untuk Ristan, sahabat kita!” tanya Wenny dengan amat memelas kepada Asung, Asung sempat menolak tapi akhirnya dia pun mau untuk mendonorkan darahnya kepada Ristan, Sahabatnya. Sesaat Wenny telah memanggil dokter untuk melakukan pengambilan darah, dokter menyuruh Asung masuk kedalam ruangan, dokter menyuruh Asung untuk tidur di tempat tidur yang ada diruangan tersebut, “Lemaskan tangannya ya dek!” suruh dokter kepada Asung, setelah itu dokter menusukkan jarum yang menyambung dengan selang serta kantung darah ke tangan Asung. 15 menit kemudia pengambilan darah selesai, Asung dan dokter keluar dari ruangan lalu dokter masuk kamar Ristan untuk segeran melakukan transplatasi darah, beberapa saat transplatasi selesai, dan Ristan masih tak kunjung bangun, Wenny, Asung dan Jhoan pun langsung pulang dari rumah sakit, karena hari sudah beranjak sore. 1 1/5 minggu Ristan tak kunjung bangun dari komanya, setiap hari Asung, Wenny dan Jhoan selalu kesana untuk melihat keadaan Ristan dan dengan harapan yang begitu besar agar Ristan bisa terbangun dari komanya. Hari ini adalah hari minggu dan mereka pergi kerumah sakit lebih awal, sesampainya dikamar Ristan ternyata tidak ada siapapun kecuali Ristan sendiri, mereka berfikir mungkin bu Tati pulang untuk mengambil barang yang ia perlukan. Mereka duduk disamping Ristan yang sedang koma, tiba-tiba kejadian yang mereka harapkan terwujud, tangan Ristan bergerak dan beberapa saat setelah itu Ristan membuka matanya, “Ak…aku ada dimana?” tanya Ristan dengan agak gagap “Kamu ada dirumah sakit kawan, dulu waktu kita kerumahmu, kau pingsan dan kami membawamu kesini!” jawab Wenny dengan tangisan bahagia “Berapa lama aku disini?” “2 minggu” jawab Asung “Lama sekali, apa yang aku lakukan selama 2 minggu itu?” “Kau koma” “Ehm, ada yang aneh didalam diriku, kenapa aku sekarang tidak lemas lagi?, siapa yang mendonorkan darahnya untukku” “Sobat sebagian dari tubuhku ada pada dirimu!” Asung menjawab dengan tersenyum “Ren..Asung…ap..apa..apakah kamu? Aku sungguh berterima kasih kepadamu Asung” Ristan pun langsung memeluk Asung, dan Wenny serta Jhoan ikut memeluk mereka berdua. Setelah Ristan sehat, semua berlangsung seperti biasa, Asung semakin sayang kepada Ristan, dan mereka berempat saling menyayangi satu sama lain.
2 tahun berlalu, tak disangka mereka telah menginjak kelas 9, mereka semakin rajin dan giat belajar, Ristan selalu mengajarkan kemampuannya dalam pelajaran kepada sahabat-sahabatnya, setiap hari mereka melakukan kegiatan belajar bersama kerumah Asung, mereka pergi kesana menggunakan mobil Asung yang dia bawa kesekolah sejak kelas 9, mobil itu dari ayah Asung karena sewaktu kenaikan Asung mendapatkan Ranking 4, sungguh bangga ayah Asung karena anaknya menjadi seorang yang semakin pinar, rajin dan cerdas. Hari ini sekolah pulang lebih awal, karena guru sedang ada rapat Ujian Nasional, Wenny, Asung, Ristan, dan Jhoan langsung ke parkir sekolah untuk mengambil mobil mewah milik Asung, mereka berempat segera naik dan keluar dari sekolah menuju rumah Asung, tiba-tiba ditengah jalan mobil Asung mogok “Ada apa ini, dasar mobil!” ucap Asung dengan amat kesal “Ada apa memangnya Asung?” tanya Jhoan “Biasalah mogok,sebentar ya aku cek dulu!” “Baiklah Asung”, tak berapa lama Asung selesai mengecek “Tidak ada yang rusak pada mesin, besin juga masih banyak. Ehm, teman-teman?” “Ada apa Asung?” jawab Wenny,Ristan dan Jhoan serentak “Begini, apakah kalian mau mendorong mobil ini?” Asung berkata dengan meringis “Gitu aja kok, tenang aja, aku, Wenny dan Ristan pasti bisa!” saut Jhoan “Iya dong” jawab Wenny dan Ristan, kemudian mereka bertiga pun kebelakang mobil untuk mendorong, tak berapa lama kemudia mobil kembali menyala dan semuanya masuk kedalam mobil, mereka melanjutkan perjalanannya ke rumah Asung.
Hari yang menegangkan telah tiba, yaitu Ujian Nasional, 4 hari berlalu, Ujian Nasional telah selesai dan para murid harus menunggu sesuatu yang lebih menegangkan lagi, yaitu hasil dari usaha dan kerja keras mereka, nilai untuk melanjutkan sekolah ke SMA. Hari itu tiba dan Ristan menjadi juara 1 seluruh sekolah dan nilai akhirnya sangat baik dan bagus sekali, yaitu 40.00 sedangkan Wenny mendapat juara 2 dengan nila akhir 39.02, Jhoan mendapat juara 4 dengan nilai akhir 37.55 dan Asung mendapat juara 7 dengan nilai akhir 35.30. Ristan mendapat beasiswa untuk bersekolah di sekolah elit diJakarta, Asung diajak kembali kekampugnnya Bandung, Jhoan harus pergi ke Amerika atas perintah ayahnya, untuk bersekolah basket disana dan Wenny ingin mencoba hal baru, dia pergi ke Prancis untuk sekolah fotography, dan mereka pergi dalam hari yang sama, sebelum pergi, mereka bertemu disebuah Rumah Pohon yang telah mereka bangun selama ini, disana mereka menangis karena harus melepaskan sahabat-sahabat yang telah menjadi belahan jiwa dan telah menjadi saudara, waktu tak lama, setelah berpamitan mereka pergi untuk kebandara dan menaiki pesawat yang berbeda-beda. Sepanjang perjalanan mereka berempat menangis sambil melihat album kenangan yang isinya terdapat foto mereka selagi mereka masih bersama dulu, didalam album foto terdapat foto saat mereka sedang senang,sedih,sakit,jatuh,waktu belajar,dan sebagainya.
Bertahun-tahun setelah perpisahan itu mereka telah menginjak umur 21 tahun dan menjadi orang yang sukses, sebelum tidur mereka hanya bisa melihat foto para sahabatnya dalam album kenangan, mereka tak bisa telepon atau chat, karena mereka tidak tau no telepon dan twitter atau facebook sahabatnya. Wenny menjadi seorang Fotograffer yang selalu menang dalam mengikuti kejuaraan dan seorang pengusaha yang sukses, Asung seorang Wali Kota Kota Bandung dan mempunya sebuah mall mewah yang tak jauh dari rumahnya, Ristan menjadi seorang jurnalis terkenal yang telah menerbitkan buku-buku ternama dan juga seorang ahli bahasa yang telah berkeliling dunia, dan Jhoan ialah seorang atlet basket dan dia adalah kapten tim basket tersebut. Disuatu hari Wenny pergi kemonas untuk mengambil foto monas, dan ternyata Asung, Ristan, dan Jhoan juga sedang berada disana, Asung kesana untuk berlibur dan cuti dari pekerjaannya sebagai Wali Kota, Ristan dia sedang mancari inspirasi untuk novel terbarunya dan Jhoan sedang bermain basket bersama timnya karena itu adalah tempat tongkrongannya. Saat Wenny sedang memotret monas tiba-tiba ada orang yang menabrak Wenny “Hati-hati donk mas” “Oh iya mbak!” jawab orang itu sambil membereskan barang-barang yang berjatuhan, tak sengaja Wenny melihat fotonya dan Ristan didalam sebuah foto yang jatuh dari dalam tas orang tersebut, dan spontan Wenny berkata “Ristan” “Siapa anda kenapa anda tau nama saya?” Wenny pun langsung memeluk Ristan sambil berkata “Mad, ini aku Wenny” “Wenny..” mereka pun meneruskan pelukannya, kemudian mereka pergi keatas menara monas untuk mengobrol dan melihat-lihat pemandangan, tak disengaja seorang terjatuh tepat dibelakang mereka berdua, spontan mereka menoleh dan apa yang mereka lihat, ialah sebuah foto yang didalamnya terdapat gambar Wenny, Asung, Ristan, dan Jhoan “Si,,siapa kau?” tanya Wenny “Saya,, saya adalah Asung Surnakim Wali Kota Bandung” jawabnya dengan senyuman “Apa kamu Asung” “Iya, memangnya kenapa?” “Kami berdua ini..Wenny dan Ristan” “Apa,,kawan lamaku!, sahabat terbaikku seumur hidupku!” mereka bertiga saling berpelukan. Setelah lama diatas merekapun turun dan sengaja melewati lapangan basket, tiba-tiba kepala Asung terkena bola basket “Mas hati-hati” “Ya lo yang hati-hati, udah tau ada orang main basket” sentak orang tersebut kepada Asung, “Jhoan” Wenny berkata, dia berkata Jhoan karena dia melihat nama dada yang bertuliskan JHOAN, “Ya aku Jhoan, tepatnya Jhoan Bugi Lesmana” “Benarkah!,ini aku Wenny dan ini Asung dan Ristan!” Spontan mereka berempat kaget dan mereka saling berpelukan dan mengobrol hingga larut malam tak mempedulikan waktu.
1 minggu berlalu,waktu libur dan cuti mereka telah usai, masing-masing kembali seperti biasa, pertemuan itu sungguh indah dan mereka saling bertukar no telepon, twitter atau facebook, dan mereka saling berhubungan bahkan saat pernikahan Wenny, hal yang dimpi-impikan Wenny terkabul, yaitu hadirnya sahabat terbaiknya Asung, Jhoan, dan Ristan.
The End

3 Komentar
kerennnnn
BalasHapusko gambar sendiri gan
BalasHapusiya soalnya sambil mengenang kejadian dulu sewaktu bersama
BalasHapus